Usia Java telah 10 tahun, dan saat ini, Java (produk) dapat dikatakan sebuah implementasi dari Java (spesifikasi) itu sendiri, dimana spesifikasi Java (spesifikasi) dikeluarkan oleh badan yang disebut sebagai JCP (Java Community Process), yang secara kebetulan dinahkodai oleh Sun Microsystems sebagai pencipta Java (produk dan spesifikasi). Sebenarnya Implementasi Java itu sudah ada yaitu GNU Java (dari GNU.org milik Richard Stallman), Harmony (dari Apache, dimana donasi untuk solusi desktop yaitu AWT, merupakan sumbangan dari Intel, sedangkan kepala projek ini bekerja di IBM), serta Sun Java. Sun Java ini memiliki banyak turunan, yang dapat dikatakan dilisensikan, karena pihak lain tidak mau membuat dari nol tetapi mau menggunakan Java sebagai "merk"nya, yaitu IBM, Oracle, Bea, Blackdown (pembuat SDK Java untuk Linux) serta yang baru saja launching adalah FreeBSD. Dari cerita diatas, terlihat bahwa banyak sekali vendor yang membuat Java, mulai dari yang Open Source sampai yang komersil. Karena mengacu pada JCP, maka tidak ada kata "propietary", melainkan komersial (artinya mengkomersialisasikan implementasi berdasarkan spesifikasi). Sebenarnya misteri dari semua ini terletak pada JSR 270, yang merupakan nomor untuk spesifikasi Java terbaru.yaitu Java SE 6.0, yang saat ini memasuki beta. JSR 270 sebenarnya adalah kumpulan dari komponen penyusun dari Java SE 6.0 seperti 202: Class File Update, 199: Compiler API, 269: Annotation Processors, 221: JDBCTM 4.0 software, 223: Scripting, 105: XML Digital Signature, 173: Streaming API for XML, 222: JAXB 2.0, 250: Common Annotations, 181: WS Metadata, dan 224: JAX-WS 2.0. Semua angka-angka tersebut dapat dilihat di website JCP di http://www.jcp.org. Java SE 6.0 beta yang terbaru memasukan Java DB (rebranding dari Apache Derby) kedalam Java SDK 6.0 membuat banyak protes, karena Java DB bukan bagian dari spesifikasi JCP, tetapi sebuah projek Open Source yang merupakan donasi dari IBM, yang mana sebelumnya bernama Cloudscape, hasil akuisisi dari Informix. Pengembangan Java SE 6.0 milik Sun atau sering disebut Sun Java SE 6.0, sudah berbeda dengan pengembangan Java pada versi sebelumnya. Semua pihak dapat berpartisipasi dalam pengembangan Java SE 6.0 yang diberi kode mustang. Saat ini karena Sun masih memperjuangkan kata "compatible" antara implementasi Java (produk) yang dikembangkannya dengan Java SE keluaran vendor lain, maka pengembangan mustang ini tidak 100% Open Source versi OSI, dengan kata lain, source code didapat, tetapi dilarang memiliki dan forking adalah ilegal. Websitenya adalah http://mustang.dev.java.net. Statement ini menarik sekali, karena Sun berusaha mengamankan investasi Java bagi semua pihak (termasuk kekuasaannya), karena bilamana tidak compatible, Java akan berubah seperti halnya C/C++, yang mana setiap vendor C/C++ membuat implementasi sendiri, dan ini yang membuat setiap projek C/C++ seperti lautan yang berbeda berat jenis. Pastinya komponen vendor A tidak dapat digunakan di vendor B, demikian juga sebaliknya, bilamana dapat, itupun tidak semudah Java, hanya dengan perintah import, terutama di dunia multiplatform dan clustering, implementasi API C/C++ memerlukan keahlian khusus. Sun sedang mencari tahu cara agar Java miliknya Open Source sesuai dengan versi OSI, tetapi kompatibilitas yang diissuekan tetap terjaga. Ini juga terkait dengan statemen Jonathan Schawatz, yang merupakan CEO Sun saat ini yang berlatar belakang software, yang memiliki visi, semua software Sun akan diopensourcekan. Bilamana ini terjadi Sun akan menjadi perusahaan Open Source terbesar didunia. Saat ini Sun adalah perusahaan terbesar penyumbang aplikasi Open Source, beberapa yang terkenal adalah Emac, NFS, Dtrace. Dapat dibayangkan Linux tanpa NFS? Pergerakan ini sebenarnya juga sedang ditiru Microsoft, dengan produknya bernama .NET ke ECMA, untuk spesifikasi CLR, C#. Hanya perbedaannya didalam JCP sudah ada 950 perusahaan dan entitas, termasuk satu anggota kenegaraan (Brazil). Sedangkan di ECMA, mungkin baru Mono yang sedang menunggu implementasi WindowForm. Sebenarnya sebelumnya Microsoft juga adalah salah satu dari perusahaan yang melisensikan Java, tetapi Microsoft melakukan forking, sehingga terkena denda miliyaran dollar. Sehingga saat ini mungkin dapat dikatakan anggota JCP berkurang satu dari yang seharusnya. *) Penulis, Frans Thamura, adalah CEO Meruvian dan Intercitra Prima Integrasi, dua institusi bidang pelatihan serta pengembangan teknologi Java dan OSS. Penulis dapat dihubungi melalui e-mail frans[at]meruvian.com
Sumber : JavaONdetik (http://www.detikinet.com )
Sumber : JavaONdetik (http://www.detikinet.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar